TUGAS
PENULISAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
MANAJEMEN SUMBER INFORMASI (RIM)
Disusun oleh
:
SYARIF
HIDAYAT
NPM :
36110785
2DB10
Dosen : LELI
SAFITRI
JURUSAN
MANAJEMEN INFORMATIKA
FAKULTAS
TEKNOLOGI INFORMASI
2011
DAFTAR ISI
Daftar Isi………………………………………………….……………………………………...… ii
Kata pengantar……………………………………………………………………...….……...... iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
masalah....................................................................................... 1
1.2. Perumusan
masalah…………………………………………………………….......1
1.3. Tujuan penulisan…………………………………….…………………………….....1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Berbagai pandangan tentang IRM…………………………………...............
2
2.2. Informasi sebagai sumber strategis………................................................... 3
2.3. Perencanaan strategis untuk sumber-sumber
informasi................ 4
2.3.1. Era
pra perencanaan IS strategis....................................................................
4
2.3.2. Era
SPIR awal………….…………………………...................................................... 4
2.3.3. Era
SPIR modern……………………….................................................................... 5
2.4. Manajemen dan strategi end-user computing........................................ 6
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………….....…..
7
3.2. Saran………………………………………………………………………..….…..…..... 7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...………........................ 8
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
menyampaikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
penulisan tentang MANAJEMEN SUMBER INFORMASI (RIM) ini dengan baik.
Penulisan ini adalah salah satu persyaratan dalam penambahan nilai
untuk mata kuliah Sistem Informasi Manajemen 1 jurusan manajemen informatika
Universitas Gunadarma.
Melalui penulisan ini pula, dengan segala kerendahan hati penulis
ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
- Ibu Leli Safitri selaku Dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen 1 yang telah berkenan menerima penulis dan memberikan bimbingan serta pengarahan sehingga terwujudnya penulisan ini.
- Rekan-rekan 2DB10 yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam menyelesaikan penulisan ini.
Semoga Allah SWT membalas budi baik kepada semua pihak yang telah
memberi bantuan baik moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan
penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih terdapat kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, penulis akan bersenang hati menerima segala saran
dan kritik dari para pembaca demi kebaikan dan kesempurnaan tugas penulisan
ini.
Depok, 31 November 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR
BELAKANG MASALAH
Selama bertahun-tahun aktivitas perusahaan merupakan operasi kamar
rahasia, tersembunyi dari penglihatan orang lain, dan hanya digunakan oleh
spesialis informasi perusahaan. Revolusi mikrokomputer telah menyebabkan
terjadinya perubahan yaitu hardware komputer tidak lagi ditempatkan di ruang
tersembunyi, namun ia didistribusikan ke seluruh organisasi. Sekarang ini komputer
bukan hanya merupakan alat bagi spesialis informasi namun juga alat bagi para
pemakai. Selain distribusi hardware secara fisik, pemahaman mengenai informasi
dan komputer juga telah tersebar dan dapat dijumpai di semua tingkat
organisasi. Manajemen puncak tidak hanya menerima kenyataan bahwa informasi
adalah sumber, namun juga menyadari bahwa ia dapat digunakan sebagai kekuatan
strategis untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan di pasar.
1.2. PERUMUSAN
MASALAH
Dalam bab ini,
kita akan membahas faktor-faktor utama yang mempengaruhi penggunaan komputer dalam bisnis dan membahas bagaimana perusahaan
dapat menghadapi mereka.
1.3. TUJUAN PENULISAN
Mengetahui bahwa manajemen sumber informasi (IRM) dapat
dipandang dalam berbagai cara, mengetahui peranan potensial yang dapat
dilakukan informasi dalam memberikan keuntungan yang kompetitif kepada
perusahaan, dan mengetahui evolusi yang telah terjadi dalam perencanaan cara
penggunaan informasi sebagai sumber yang strategis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. BERBAGAI PANDANGAN TENTANG IRM
Minat terhadap manajemen sumber informasi
(IRM) meningkat sangat besar sejak Mehdi Khosrowpour, seorang professor MIS
pada Pennsylvania State University di Hamburg pada tahun 1988 mendirikan
Information Resources Management journal. Dalam terbitan pertamanya, Tor
guimaraes, seorang professor MIS pada S. Cloud State University mengemukakan
bahwa walaupun telah banyak tulisan mengenai IRM, namun tak ada satupun
definisi yang diterima secara umum. Ia memberikan tiga pandangan pokok.
Pandangan pertama menyatakan bahwa informasi adalah sebagai sumber yang harus
dikelola, yang kedua mengenai pengelolaan siklus hidup sistem, dan yang ketiga
berkenaan dengan pengelolaan sumber-sumber yang menghasilkan informasi.
- IRM SEPERTI HALNYA MANAJEMEN INFORMASI SUMBER
Informasi adalah salah satu sumber utama dari
perusahaan, dan ia dapat dikelola seperti halnya sumber-sumber lain. Informasi
adalah sumber konseptual yang mana menggambarkan sumber-sumber fisik yang harus
dikelola oleh manajer. Jika skala operasinya terlalu besar untuk diobservasi,
maka manajer dapat memonitor sumber-sumber fisik dengan mengunakan informasi
yang menggambarkan atau mewakili sumber-sumber tersebut.
Kritik terhadap pandangan IRM ini muncul. Alasannya
adalah bahwa dengan pandangan seperti itu, maka pengukuran nilai informasi
menjadi sulit. Dan adanya kenyataan bahwa informasi bersifat konseptual bukan
fisik.
- ·IRM MERUPAKAN CARA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SISTEM INFORMASI
Dari pada mengandalkan kebijaksanaan yang ditetapkan
oleh manajemen puncak, yang berlaku untuk seluruh organisasi, sebaiknya
perhatian harus ditujukan kepada tingkat bawah, dimana sistem dikembangkan. Pandangan ini
menganggap IRM sebagai metodologi siklus hidup yang digunakan untuk menciptakan
sistem yang dapat menghasilkan informasi berkualitas.
Dasar dari pandangan ini adalah adanya keyakinan bahwa
tugas-tugas pengelolaan semua informasi dalam perusahaan begitu banyak bila
hanya dilakukan dengan satu usaha. Situasi ini sama seperti pada waktu usaha
MIS pertama kali dilakukan, yaitu dengan menerapkan satu sistem untuk memenuhi
kebutuhan informasi bagi seluruh organisasi. Kita telah mengetahui bahwa
usaha-usaha awal tersebut umumnya gagal dan mendorong diketemukannya DSS.
Walalpun argumen bahwa kebijaksanaan yang dibuat
sendiri tidak akan cukup adalah benar, namun kelemahan utama dari pandangan ini
adalah bahwa ia mengabaikan perlunya kontrol terpusat dan kontrol yang
terkoordinasi.
- · IRM SEBAGAI MANAJEMEN SUMBER KOMPUTERISASI
Karena sulit untuk mengukur nilai informasi, maka
perhatian diarahkan kepada sumber-sumber yang menghasilkan informasi. Asumsi dasarnya
adalah bahwa jika perusahaan mengelola komputernya, databasenya, spesialis
informasinya, dan sebagainya, berarti ia mengelola informasinya.
Kritik terhadap pandangan ini menyatakan bahwa
perusahaan dapat dikelabui untuk percaya bahwa informasinya telah dikelola,
dimana pada kenyataanya pada waktu itu ia tidak kelola. Perusahaan tidak boleh
terlalu terlibat dalam manajemen sumber, yang hal ini akan menghilangkan
pandangan mengenai komoditi yang dihasilkan oleh sumber tersebut yaitu
informasi.
2.2. INFORMASI SEBAGAI SUMBER STRATEGIS
Kita
telah mengetahui bahwa perusahaan berada dalam lingkungan yang terdiri atas
elemen-elemen seperti pelanggan, pemasok, pemerintah, dan pesaing. Perusahaan
berusaha untuk menetapkan arus sumber fisik dan informasi secara dua arah
dengan semua elemen tersebut kecuali dengan pesaing. Secara ideal, hanya arus
informasi yang masuklah yang menghubungkan perusahaan dengan pesaingnya.
Tujuan
utama dari perusahaan adalah untuk memelihara operasi yang menghasilkan
keuntungan, sehingga ia dapat terus memberikan produk dan pelayanan (barang dan
jasa) yang dibutuhkan oleh pelanggannya. Perusahaan harus menjalankan tujuannya
tersebut dalam kendala yang diakibatkan oleh lingkungan. Walaupun semua elemen
dapat mengakibatkan terjadinya kendala namun yang paling kelihatan adalah yang
datangnya dari pesaing. Pesaing secara aktif berusaha untuk menyaingi
keberhasilan perusahaan tersebut.
Dengan
memahami lingkungan perusahaan ini, manajemen berusaha untuk mengerahkan semua
sumber-sumbernya dengan suatu cara agar ia mencapai competitive advantage
(keuntungan kompetitif) yaitu mendapatkan bagian di atas pesaing dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan. Berulang-ulang perusahaan telah mengerti bahwa salah satu
sumber yang dapat menghasilkan keuntungan kompetitif adalah informasi.
2.3. PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK
SUMBER-SUMBER INFORMASI
Jika informasi akan digunakan
sebagai sumber untuk mendapatkan keuntungan kompetitif maka penggunaannya harus
direncanakan. Lebih dari itu perencanaan tersebut harus dilakukan oleh
eksekutif perusahaan dan harus bersifat jangka panjang. Aktifitas perencanaan
yang mengidentifikasikan sumber-sumber informasi yang akan yang akan diperlukan
pada masa yang akan datang dan cara penggunaannya dinamakan SPIR (Strategic
Planning for Information Resources). Gagasan utama yang mendasari SPIR ini
adalah adanya hubungan antara tujuan perusahaan secara keseluruhan dengan
rencananya untuk sumber-sumber informasinya. Sumber-sumber informasi harus
digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Berdasarkan survey selama tahun
delapan puluhan mengungkapkan bahwa SPIR adalah hal yang paling penting
kaitannya dengan penggunaan komputer dalam bisnis. Namun demikian manajemen
belum menyadari akan pentingnya SPIR ini. Kesadaran tersebut berkembang secara
bertahap. William R.King professor pada University of Pittsburgh menetapkan
tiga tahapan ini yaitu pra-perencanaan IS strategis, era SPIR awal dan era SPIR
modern.
2.3.1. ERA PRA
PERENCANAAN IS STRATEGIS
Perencanaan sumber informasi yang pertama dilakukan
oleh manajer dari unit pelayanan informasi. Ini merupakan pendekatan atau cara
bottom-up, karena ia tidak banyak menyita perhatian dari misi organisasi. Ia
digabungkan dengan sumber hardware yang terakhir yang mempunyai kapasitas yang
cukup untuk menyerap aplikasi baru.
Pada akhir periode ini, perusahaan mulai menyadari
bahwa cara bottom-up ini menghasilkan sistem yang terpisah, yang tidak dapat
saling sesuai antara yang satu dengan yang lainnya. Gambaran yang penting dari
perencanaan ini adalah kenyataan bahwa ia dilakukan di dalam unit pelayanan
informasi, dengan partisipasi aktif eksekutif perusahaan yang kecil.
2.3.2. ERA SPIR
AWAL
Selama akhir tahun 1970-an perusahaan-perusahaan mulai
melakukan pendekatan atau cara top-down terhadap perencanaan dengan menyadari
bahwa langkah pertama adalah menentukan tujuan organisasi. Bila hal ini telah
dilakukan maka tujuan tersebut kemudian digunakan sebagai dasar untuk
merencanakan aktivitas dari setiap unit organisasional perusahaan. Setiap unit
diharapkan bisa menetapkan rencana yang memungkinkan unit tersebut dapat
mendukung perusahaan selagi ia bisa berjalan mencapai tujuannya. Unit pelayanan
informasi dimasukkan kedalam perencanaan ini.
Ada beberapa pendekatan dasar yang dikembangkan untuk
melakukan perencanaan top-down bagi sumber-sumber informasi ini, antara lain :
- BSP IBM. IBM mengembangkan metodologi yang disebut Business System Planning (BSP) yang merupakan pendekatan studi total. Setiap manajer diinterview untuk menentukan kebutuhan informasinya dan sistem diimplementasikan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan tersebut. Asumsinya bahwa manajer bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan dan dengan memberikan informasi yang dibutuhkan maka tujuan tersebut akan tercapai.
- CSF. Awal mula terjadinya pendekatan CSF untuk perencanaan sumber informasi ini berasal dari professor Harvard, William Zaini pada tahun 1970 ketika ia mengidentifikasi variabel keberhasilan kunci yang menentukan “keberhasilan dan kegagalan”. Pendekatan ini dikembangkan oleh John Rockart sepuluh tahun kemudian dan ia diakui yang menerapkan konsep CSF ini pada sistem informasi.
- Transformasi Susunan Strategis. William King mencetuskan ide strategy set information (tansformasi susunan stategi) untuk menjelaskan bagaimana misi, tujuan, strategi, dan atribut organisasional strategis lain digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan tujuan MIS, menangani kendala, dan mengembangkan strategi desain. Proses pentransformasian susunan strategi organisasional menjadi susunan strategi MIS dinamakan MIS Strategic Planning Process (proses perencanaan strategi untuk MIS). Pendekatan ini berpengaruh sangat besar terhadap strategi MIS yang berkembang secara alamiah dalam strategi perusahaan.
- Siklus Hidup Sistem yang diperluas. Pada awal tahun 1980-an terlihat adanya perluasan SLC dengan tujuan untuk memberikan tempat kepada perencanaan top-down dan juga pemastian kualitas post-implementasi. Fase perencanaan strategis lebih dulu dilakukan daripada siklus hidup sistem.
2.3.3. ERA SPIR
MODERN
Sekarang ini kita berada di era SPIR modern.
Perusahaan tidak hanya merencanakan bagaimana ia akan menggunakan sumber-sumber
informasinya, namun status sumber-sumber tersebut juga mempengaruhi rencana
strategis dari keseluruhan organisasi. Bila perusahaan melakukan rencana dengan
cara ini, ia akan mendapatkan stok kemampuan informasi sebagaimana yang ia
pertimbangkan untuk dilakukan di masa mendatang. Penaksiran yang dilakukan
sendiri ini memungkinkan eksekutif untuk mengoreksi penyimpangan di dalam
system informasi yang mungkin akan menggerakkan kemampuan perusahaan untuk
mencapai tujuannya. Ia juga memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan kekuatan
yang bias digunakan untuk memperoleh keuntungan kompetitif.
2.4. MANAJEMEN DAN STRATEGI END-USER COMPUTING
Bila CIO mempunyai pengaruh, sumber-sumber informasi
perusahaan juga akan mengalami perubahan. Selama beberapa tahun, trend operasi
pelayanan informasi terpusat telah berubah menjadi trend pendistribusian
sumber-sumber komputerisasi keseluruh perusahaan, terutama dalam bentuk
mikrokomputer.
Sebagian besar dari peralatan yang didistribusikan ini
digunakan oleh pemakaian yang tidak mempunyai pemahaman komputer secara khusus.
Aplikasi-aplikasi dari pemakai ini terdiri atas software tertulis yang telah
dibuat oleh bagian unitpelayanan informasi atau diperoleh dari sumber-sumber
luar. Namun demikian, ada juga pemakai yang hanya mengunakan komputer. Mereka
ini juga mendisain dan mengimplementasikan aplikasinya sendiri.
Sekarang perusahaan dihadapkan pada tantangan untuk
mengolah sumber-sumber informasi yang tersebar tersebut .
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
- Ada tiga pandangan pokok mengenai IRM, yaitu bahwa informasi adalah sumber yang harus dikelola, bahwa ia merupakan metodologi siklus hidup sistem, dan bahwa aktivitas pokoknya adalah mengelola sumber-sumber untuk menghasilkan informasi. Kita menganut yang pertama : Informasi adalah senuah sumber dan ia dapat dikelola. Karena informasi merupakan sumber konseptual dan nilainya sulit untuk diukur, maka pengelolaan yag paling tepat adalah dengan mengelola orang-orang yang mengontrol sumber ini. Biasanya yang mengontrol sumber ini adalah kelompok pelayanan informasi yang di kepalai oleh CIO.
SARAN
- Bila anda memulai karier anda, perlu anda ketahui bahwa semua organisasi tidak menggunakan komputer seperti yang kita bahas ini, sebagian besar penjelasan ini bersifat preskriptif (bersifat petunjuk) dari pada bersifat deskriptif. Kita melakukan cara preskriptif ini karena adanya potensi komputer untuk membantu manajer dalam pemecahan masalah. Kenyataannya bahwa dukungan seperti itu tidak digunakan semua oleh manajer bukan hambatan untuk mengembangkannya. Program pada perguruan tinggi yang mempunyai wawasan ke depan harus menyiapkan mahasiswa untuk dapat meningkatkan metode yang sekarang telah ada bukan semata-mata menirunya.
DAFTAR PUSTAKA
Sistem Informasi Manajemen, Seri Diktat Kuliah, E.S. Margianti & D.
Suryadi H.S. cetakan kedua, Mei 1995
http://brisingrraudhr.blogspot.com/2011/10/manajemen-sumber-informasi-irm.html