PeACe a LonG Day.....PeACe A LoNG Day....PeACe a LonG Day

Kamis, Desember 01, 2011

Manajemen Sumber Informasi (RIM)

TUGAS PENULISAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
MANAJEMEN SUMBER INFORMASI (RIM)



 Disusun oleh :

SYARIF HIDAYAT
NPM : 36110785
2DB10

Dosen : LELI SAFITRI


JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
2011


DAFTAR ISI

Daftar Isi………………………………………………….……………………………………...…   ii
Kata pengantar……………………………………………………………………...….……......   iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.        Latar belakang masalah.......................................................................................   1  
1.2.        Perumusan masalah…………………………………………………………….......1
1.3.        Tujuan penulisan…………………………………….…………………………….....1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1.        Berbagai pandangan tentang IRM…………………………………............... 2
2.2.        Informasi sebagai sumber strategis………................................................... 3
2.3.        Perencanaan strategis untuk sumber-sumber informasi................ 4
2.3.1.     Era pra perencanaan IS strategis.................................................................... 4
2.3.2.     Era SPIR awal………….…………………………...................................................... 4
2.3.3.     Era SPIR modern……………………….................................................................... 5
2.4.        Manajemen dan strategi end-user computing........................................ 6
BAB III. PENUTUP
3.1.        Kesimpulan…………………………………………………………………….....…..  7
3.2.        Saran………………………………………………………………………..….…..…..... 7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...………........................ 8 


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah menyampaikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan  tentang MANAJEMEN SUMBER INFORMASI (RIM) ini dengan baik.
Penulisan ini adalah salah satu persyaratan dalam penambahan nilai untuk mata kuliah Sistem Informasi Manajemen 1 jurusan manajemen informatika Universitas Gunadarma.
Melalui penulisan ini pula, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Ibu Leli Safitri  selaku Dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen 1 yang telah berkenan menerima penulis dan memberikan bimbingan serta pengarahan sehingga terwujudnya penulisan ini. 
  2. Rekan-rekan 2DB10 yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam menyelesaikan penulisan ini.

Semoga Allah SWT membalas budi baik kepada semua pihak yang telah memberi bantuan baik moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis akan bersenang hati menerima segala saran dan kritik dari para pembaca demi kebaikan dan kesempurnaan tugas penulisan ini.
                   
Depok,   31  November  2011


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Selama bertahun-tahun aktivitas perusahaan merupakan operasi kamar rahasia, tersembunyi dari penglihatan orang lain, dan hanya digunakan oleh spesialis informasi perusahaan. Revolusi mikrokomputer telah menyebabkan terjadinya perubahan yaitu hardware komputer tidak lagi ditempatkan di ruang tersembunyi, namun ia didistribusikan ke seluruh organisasi. Sekarang ini komputer bukan hanya merupakan alat bagi spesialis informasi namun juga alat bagi para pemakai. Selain distribusi hardware secara fisik, pemahaman mengenai informasi dan komputer juga telah tersebar dan dapat dijumpai di semua tingkat organisasi. Manajemen puncak tidak hanya menerima kenyataan bahwa informasi adalah sumber, namun juga menyadari bahwa ia dapat digunakan sebagai kekuatan strategis untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan di pasar.

1.2. PERUMUSAN MASALAH

Dalam bab ini, kita akan membahas faktor-faktor utama yang mempengaruhi penggunaan komputer  dalam bisnis dan membahas bagaimana perusahaan dapat menghadapi mereka.

1.3. TUJUAN PENULISAN

Mengetahui bahwa manajemen sumber informasi (IRM) dapat dipandang dalam berbagai cara, mengetahui peranan potensial yang dapat dilakukan informasi dalam memberikan keuntungan yang kompetitif kepada perusahaan, dan mengetahui evolusi yang telah terjadi dalam perencanaan cara penggunaan informasi sebagai sumber yang strategis.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. BERBAGAI PANDANGAN TENTANG IRM

Minat terhadap manajemen sumber informasi (IRM) meningkat sangat besar sejak Mehdi Khosrowpour, seorang professor MIS pada Pennsylvania State University di Hamburg pada tahun 1988 mendirikan Information Resources Management journal. Dalam terbitan pertamanya, Tor guimaraes, seorang professor MIS pada S. Cloud State University mengemukakan bahwa walaupun telah banyak tulisan mengenai IRM, namun tak ada satupun definisi yang diterima secara umum. Ia memberikan tiga pandangan pokok. Pandangan pertama menyatakan bahwa informasi adalah sebagai sumber yang harus dikelola, yang kedua mengenai pengelolaan siklus hidup sistem, dan yang ketiga berkenaan dengan pengelolaan sumber-sumber yang menghasilkan informasi.

  • IRM SEPERTI HALNYA MANAJEMEN INFORMASI SUMBER
Informasi adalah salah satu sumber utama dari perusahaan, dan ia dapat dikelola seperti halnya sumber-sumber lain. Informasi adalah sumber konseptual yang mana menggambarkan sumber-sumber fisik yang harus dikelola oleh manajer. Jika skala operasinya terlalu besar untuk diobservasi, maka manajer dapat memonitor sumber-sumber fisik dengan mengunakan informasi yang menggambarkan atau mewakili sumber-sumber tersebut.
Kritik terhadap pandangan IRM ini muncul. Alasannya adalah bahwa dengan pandangan seperti itu, maka pengukuran nilai informasi menjadi sulit. Dan adanya kenyataan bahwa informasi bersifat konseptual bukan fisik.

  • ·IRM MERUPAKAN CARA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SISTEM INFORMASI
Dari pada mengandalkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh manajemen puncak, yang berlaku untuk seluruh organisasi, sebaiknya perhatian harus ditujukan kepada tingkat bawah, dimana sistem dikembangkan. Pandangan ini menganggap IRM sebagai metodologi siklus hidup yang digunakan untuk menciptakan sistem yang dapat menghasilkan informasi berkualitas.
Dasar dari pandangan ini adalah adanya keyakinan bahwa tugas-tugas pengelolaan semua informasi dalam perusahaan begitu banyak bila hanya dilakukan dengan satu usaha. Situasi ini sama seperti pada waktu usaha MIS pertama kali dilakukan, yaitu dengan menerapkan satu sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi seluruh organisasi. Kita telah mengetahui bahwa usaha-usaha awal tersebut umumnya gagal dan mendorong diketemukannya DSS.
Walalpun argumen bahwa kebijaksanaan yang dibuat sendiri tidak akan cukup adalah benar, namun kelemahan utama dari pandangan ini adalah bahwa ia mengabaikan perlunya kontrol terpusat dan kontrol yang terkoordinasi.

  • ·         IRM SEBAGAI MANAJEMEN SUMBER KOMPUTERISASI
Karena sulit untuk mengukur nilai informasi, maka perhatian diarahkan kepada sumber-sumber yang menghasilkan informasi. Asumsi dasarnya adalah bahwa jika perusahaan mengelola komputernya, databasenya, spesialis informasinya, dan sebagainya, berarti ia mengelola informasinya.
Kritik terhadap pandangan ini menyatakan bahwa perusahaan dapat dikelabui untuk percaya bahwa informasinya telah dikelola, dimana pada kenyataanya pada waktu itu ia tidak kelola. Perusahaan tidak boleh terlalu terlibat dalam manajemen sumber, yang hal ini akan menghilangkan pandangan mengenai komoditi yang dihasilkan oleh sumber tersebut yaitu informasi.

2.2. INFORMASI SEBAGAI SUMBER STRATEGIS

Kita telah mengetahui bahwa perusahaan berada dalam lingkungan yang terdiri atas elemen-elemen seperti pelanggan, pemasok, pemerintah, dan pesaing. Perusahaan berusaha untuk menetapkan arus sumber fisik dan informasi secara dua arah dengan semua elemen tersebut kecuali dengan pesaing. Secara ideal, hanya arus informasi yang masuklah yang menghubungkan perusahaan dengan pesaingnya.
Tujuan utama dari perusahaan adalah untuk memelihara operasi yang menghasilkan keuntungan, sehingga ia dapat terus memberikan produk dan pelayanan (barang dan jasa) yang dibutuhkan oleh pelanggannya. Perusahaan harus menjalankan tujuannya tersebut dalam kendala yang diakibatkan oleh lingkungan. Walaupun semua elemen dapat mengakibatkan terjadinya kendala namun yang paling kelihatan adalah yang datangnya dari pesaing. Pesaing secara aktif berusaha untuk menyaingi keberhasilan perusahaan tersebut.
Dengan memahami lingkungan perusahaan ini, manajemen berusaha untuk mengerahkan semua sumber-sumbernya dengan suatu cara agar ia mencapai competitive advantage (keuntungan kompetitif) yaitu mendapatkan bagian di atas pesaing dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Berulang-ulang perusahaan telah mengerti bahwa salah satu sumber yang dapat menghasilkan keuntungan kompetitif adalah informasi.



2.3. PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK SUMBER-SUMBER INFORMASI

Jika informasi akan digunakan sebagai sumber untuk mendapatkan keuntungan kompetitif maka penggunaannya harus direncanakan. Lebih dari itu perencanaan tersebut harus dilakukan oleh eksekutif perusahaan dan harus bersifat jangka panjang. Aktifitas perencanaan yang mengidentifikasikan sumber-sumber informasi yang akan yang akan diperlukan pada masa yang akan datang dan cara penggunaannya dinamakan SPIR (Strategic Planning for Information Resources). Gagasan utama yang mendasari SPIR ini adalah adanya hubungan antara tujuan perusahaan secara keseluruhan dengan rencananya untuk sumber-sumber informasinya. Sumber-sumber informasi harus digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Berdasarkan survey selama tahun delapan puluhan mengungkapkan bahwa SPIR adalah hal yang paling penting kaitannya dengan penggunaan komputer dalam bisnis. Namun demikian manajemen belum menyadari akan pentingnya SPIR ini. Kesadaran tersebut berkembang secara bertahap. William R.King professor pada University of Pittsburgh menetapkan tiga tahapan ini yaitu pra-perencanaan IS strategis, era SPIR awal dan era SPIR modern.

2.3.1. ERA PRA PERENCANAAN IS STRATEGIS

Perencanaan sumber informasi yang pertama dilakukan oleh manajer dari unit pelayanan informasi. Ini merupakan pendekatan atau cara bottom-up, karena ia tidak banyak menyita perhatian dari misi organisasi. Ia digabungkan dengan sumber hardware yang terakhir yang mempunyai kapasitas yang cukup untuk menyerap aplikasi baru.
Pada akhir periode ini, perusahaan mulai menyadari bahwa cara bottom-up ini menghasilkan sistem yang terpisah, yang tidak dapat saling sesuai antara yang satu dengan yang lainnya. Gambaran yang penting dari perencanaan ini adalah kenyataan bahwa ia dilakukan di dalam unit pelayanan informasi, dengan partisipasi aktif eksekutif perusahaan yang kecil.

2.3.2. ERA SPIR AWAL

Selama akhir tahun 1970-an perusahaan-perusahaan mulai melakukan pendekatan atau cara top-down terhadap perencanaan dengan menyadari bahwa langkah pertama adalah menentukan tujuan organisasi. Bila hal ini telah dilakukan maka tujuan tersebut kemudian digunakan sebagai dasar untuk merencanakan aktivitas dari setiap unit organisasional perusahaan. Setiap unit diharapkan bisa menetapkan rencana yang memungkinkan unit tersebut dapat mendukung perusahaan selagi ia bisa berjalan mencapai tujuannya. Unit pelayanan informasi dimasukkan kedalam perencanaan ini.
Ada beberapa pendekatan dasar yang dikembangkan untuk melakukan perencanaan top-down bagi sumber-sumber informasi ini, antara lain : 

  1. BSP IBM. IBM mengembangkan metodologi yang disebut Business System Planning (BSP) yang merupakan pendekatan studi total. Setiap manajer diinterview untuk menentukan kebutuhan informasinya dan sistem diimplementasikan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan tersebut. Asumsinya bahwa manajer bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan dan dengan memberikan informasi yang dibutuhkan maka tujuan tersebut akan tercapai. 
  2. CSF. Awal mula terjadinya pendekatan CSF untuk perencanaan sumber informasi ini berasal dari professor Harvard, William Zaini pada tahun 1970 ketika ia mengidentifikasi variabel keberhasilan kunci yang menentukan “keberhasilan dan kegagalan”. Pendekatan ini dikembangkan oleh John Rockart sepuluh tahun kemudian dan ia diakui yang menerapkan konsep CSF ini pada sistem informasi. 
  3. Transformasi Susunan Strategis. William King mencetuskan ide strategy set information (tansformasi susunan stategi) untuk menjelaskan bagaimana misi, tujuan, strategi, dan atribut organisasional strategis lain digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan tujuan MIS, menangani kendala, dan mengembangkan strategi desain. Proses pentransformasian susunan strategi organisasional menjadi susunan strategi MIS dinamakan MIS Strategic Planning Process (proses perencanaan strategi untuk MIS). Pendekatan ini berpengaruh sangat besar terhadap strategi MIS yang berkembang secara alamiah dalam strategi perusahaan. 
  4. Siklus Hidup Sistem yang diperluas. Pada awal tahun 1980-an terlihat adanya perluasan SLC dengan tujuan untuk memberikan tempat kepada perencanaan top-down dan juga pemastian kualitas post-implementasi. Fase perencanaan strategis lebih dulu dilakukan daripada siklus hidup sistem.

2.3.3. ERA SPIR MODERN

Sekarang ini kita berada di era SPIR modern. Perusahaan tidak hanya merencanakan bagaimana ia akan menggunakan sumber-sumber informasinya, namun status sumber-sumber tersebut juga mempengaruhi rencana strategis dari keseluruhan organisasi. Bila perusahaan melakukan rencana dengan cara ini, ia akan mendapatkan stok kemampuan informasi sebagaimana yang ia pertimbangkan untuk dilakukan di masa mendatang. Penaksiran yang dilakukan sendiri ini memungkinkan eksekutif untuk mengoreksi penyimpangan di dalam system informasi yang mungkin akan menggerakkan kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Ia juga memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan kekuatan yang bias digunakan untuk memperoleh keuntungan kompetitif.  



2.4. MANAJEMEN DAN STRATEGI END-USER COMPUTING

Bila CIO mempunyai pengaruh, sumber-sumber informasi perusahaan juga akan mengalami perubahan. Selama beberapa tahun, trend operasi pelayanan informasi terpusat telah berubah menjadi trend pendistribusian sumber-sumber komputerisasi keseluruh perusahaan, terutama dalam bentuk mikrokomputer.
Sebagian besar dari peralatan yang didistribusikan ini digunakan oleh pemakaian yang tidak mempunyai pemahaman komputer secara khusus. Aplikasi-aplikasi dari pemakai ini terdiri atas software tertulis yang telah dibuat oleh bagian unitpelayanan informasi atau diperoleh dari sumber-sumber luar. Namun demikian, ada juga pemakai yang hanya mengunakan komputer. Mereka ini juga mendisain dan mengimplementasikan aplikasinya sendiri.
Sekarang perusahaan dihadapkan pada tantangan untuk mengolah sumber-sumber informasi yang tersebar tersebut .


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
  • Ada tiga pandangan pokok mengenai IRM, yaitu bahwa informasi adalah sumber yang harus dikelola, bahwa ia merupakan metodologi siklus hidup sistem, dan bahwa aktivitas pokoknya adalah mengelola sumber-sumber untuk menghasilkan informasi. Kita menganut yang pertama : Informasi adalah senuah sumber dan ia dapat dikelola. Karena informasi merupakan sumber konseptual dan nilainya sulit untuk diukur, maka pengelolaan yag paling tepat adalah dengan mengelola orang-orang yang mengontrol sumber ini. Biasanya yang mengontrol sumber ini adalah kelompok pelayanan informasi yang di kepalai oleh CIO.

SARAN
  • Bila anda memulai karier anda, perlu anda ketahui bahwa semua organisasi tidak menggunakan komputer seperti yang kita bahas ini, sebagian besar penjelasan ini bersifat preskriptif (bersifat petunjuk) dari pada bersifat deskriptif. Kita melakukan cara preskriptif ini karena adanya potensi komputer untuk membantu manajer dalam pemecahan masalah. Kenyataannya bahwa dukungan seperti itu tidak digunakan semua oleh manajer bukan hambatan untuk mengembangkannya. Program pada perguruan tinggi yang mempunyai wawasan ke depan harus menyiapkan mahasiswa untuk dapat meningkatkan metode yang sekarang telah ada  bukan semata-mata menirunya.





DAFTAR PUSTAKA

Sistem Informasi Manajemen, Seri Diktat Kuliah, E.S. Margianti & D. Suryadi H.S.  cetakan kedua, Mei 1995
 http://brisingrraudhr.blogspot.com/2011/10/manajemen-sumber-informasi-irm.html