PeACe a LonG Day.....PeACe A LoNG Day....PeACe a LonG Day

Kamis, Desember 23, 2010

Pesan Dalam Botol - BERKAH

Pesan Dalam Botol

BERKAH

S
uatu hari rezeki gw sedang bagus. Maka, gw nggak keberatan naik taxi dari Potlot ke Duren Sawit. Begitu ada taxi tanpa penumpang, langsung aja gw stop. Dan gw pun naiklah itu kendaraan yang sejuk dan bikin pikiran gw adem.

Setiap naik taxi sendirian, gw selalu milih duduk di depan. Pernah juga gw coba duduk di belakang ala boss. Tapi gw jadi blingsatan sendiri. Kok kayaknya maksain diri. Sejak itu gw putuskan untuk duduk di depan kalo naik sendirian—persis di samping pak supir.

Gw pun ngobrol sama itu supir. Umurnya sekitar 40-an, penampilan kalem, tapi omongannya berbobot. Dia cerita, gw pun balas cerita. Cuma pas dia cerita tentang perjalanan hidupnya, gw lebih asyik jadi pendengar.

Pak supir cerita, dia sempat ngejalanin macem-macem kerjaan sebelum akhirnya jadi supir taxi……

Awalnya dia jadi supir truk LPG. Penghasilannya lumayan, tapi hati tidak senang. Soalnya teman-teman sesama supir truk pada ngemplang. Bawa LPG 200 tabung, tapi di laporan cuma di tulis 180 tabung.

Pak supir sih nggak pengen begitu. Cuma, kalo dia jujur, pasti teman-temannya bakal ketahuan boss. Jadi dia terpaksa ikut jadi maling di perusahaan sendiri. Sayang, mentalnya nggak kuat ikutan begitu. Gak lama, dia keluar.

Lantas dia dapat kerjaan sebagai pengawas di proyek pembangunan jalan. Tugasnya mengawasi para mandor. Lagi-lagi dia punya masalah serupa, ternyata pengawas yang lain sudah biasa main mata dengan mandor. kalo si mandor bawa kuli pekerja 40 orang, di laporannya tertulis 60 orang. Sebagai pengawas, dia bisa saja nolak menandatangani  laporan palsu itu. Tapi kalo itu dia lakukan, pengawas yang lain bakal ketahuan belangnya. Dan dia bakal dimusuhi sesama pengawas.

Capek di paksa jadi maling, akhirnya dia melamar jadi supir taxi. Di sinilah dia bisa hidup tenang. Semua laporan dijamin akurat, tanpa penyimpangan. Dan dia hidup nyaman, biarpun rejeki kadang-kadang pas-pasan.

Kenapa Pak Supir menolak jadi maling ? Ini ada ceritanya sendiri…..

Dia cerita, ayahnya pegawai negeri dengan posisi lumayan “basah”. Setiap bulan sang ayah bawa pulang uang sampai puluhan juta. Padahal, penghasilan resminya (sudah termasuk lembur dll) nggak sampai 1,5 juta perak. Kalo istilah kerennya, sang ayah itu koruptor. Kalo bahasa kita, sang ayah itu maling.

 Anehnya, dengan duit sebanyak itu, hidup terasa sulit buat keluarga. Duit gampang masuk, tapi lebih gampang lagi keluarnya. Mobil baru beli sudah tabrakan….ayah tiba-tiba sakit keras dan harus dirawat berhari-hari….mendadak harus bayar ini, bayar itu….Dan yang paling parah, nggak ada ketenangan di dalam rumah. Selalu ada aja masalah.

Repotnya lagi, setelah sang ayah pensiun, dia sering masuk rumah sakit karena didera macam-macam penyakit. Satu per satu barang mewah, bahkan rumah dan villa dijual untuk menutupi ongkos perawatan.
“Yaa…..rezekinya nggak berkah…Mana bisa hidup tenang ?!” kata Pak Supir dengan sedih.

Itulah sebabnya Pak Supir nggak mau mengikuti jejak ayahnya. Dia memilih mencari rezeki yang halal. Dan setelah berjuang, akhirnya ketemu juga pekerjaan yang dia mau. Dan dia merasakan hasilnya.

“Biar kata Cuma makan nasi pake garam, tapi nikmatnya sampai ke hati. Ketawa bisa lepas, bicara bisa ceplas-ceplos. Gak ada beban….”
Itulah hidup dengan berkah.
Sumber : By Biko Sabri – Koran SLANK ( Edisi  Okt-Nov 2004 )


Senin, Desember 13, 2010

MUSIK dan KITA


MUSiK
MUSIK dan KITA

S
ekilas kita mendengar kata musik pasti yang terkesan dalam benak kita adalah lagu. Ya….Lagu, yang secara tak sadar dalam setiap hari dalam kehidupan kita – mungkin setiap menit malah – selalu mendengarnya, sudah seperti oksigen yang kita hirup.

Pada masa purbakala (baca : jaman batu) irama musik hanya terbentuk dari suara manusia dan peralatan yang terbuat dari batu kemudian dipukul-pukulkan sehingga menimbulkan harmoni ansamle. Biasanya berfungsi sebagai pengiring upacara adat keagamaan mereka.

Lalu seiring dengan perkembangan jaman, alat musik pun makin berkembang. Manusia mulai mengenal alat musik tiup, bahkan petik. Namun fungsinya masih sebagai pengiring kegiatan sosial manusia, hanya lebih berkembang lagi karena manusia mulai mengenal berbagai tarian dan nyanyian yang bernada. Dan umumnya tarian dan nyanyian pasti memerlukan iringan musik, kan ?
Intinya, dari jaman Rikiplik – atau istilah lainnya yang sering orang tua kita bilang, jaman kuda gigit batu – hingga sekarang, manusia tidak akan pernah lepas dari musik.

Ada seorang teman saya, dia ini bisa dibilang penikmat segala jenis musik ( tapi bukan musisi ). Karena banyaknya lagu yang dia kenal dan hamper selalu hafal, dia nyaris selalu bisa menemukan soundtrack dalam setiap moodnya ! Bayangin, gimana besarnya pengaruh musik merasuki jiwanya ! itu baru satu orang yang saya kenal. Mungkin di dunia ini ada ribuan bahkan jutaan orang seperti dia.

L
agu sendiri adalah bagian dari musik. Setiap ansamble alat musik yang menghasilkan harmoni, bisa dibilang telah membentuk sebuah lagu. Tak usah kita repot-repot kita bahas sejauh itu deh ! Kalau kita mendengar panggilan ibadah umat Islam ( adzan ) di berbagai mesjid, itu pun bisa dibilang sebuah lagu, karena sang muadzin (orang yang melakukan adzan) melafalkannya dengan nada-nada. Dan kita semua tahu bahwa nada-nada adalah bagian dari lagu.
Bahkan musik pun memiliki pengaruh yang cukup besar dalam sebuah batalyon tentara. Dalam hal ini irama musik berfungsi sebagai penyemangat mereka saat hendak berperang. Bicara soal perang, dari masa kecil saya sudah mendengar banyak berita peperangan. Perang inilah, perang itulah ! sampai saya muak mendengarnya. Dan kebanyakan dari kita pasti begitu.

Memang terlalu naif saat kita bersikap skeptis duluan bila berbicara tentang perang. Kita harus mengerti lebih dalam lagi sebab musabab dari perang itu sendiri. Karena sebuah perang biasanya timbul dari sebuah pertikaian yang terjadi antara dua pihak atau lebih, yang tak bisa dijalankan secara damai dan musyawarah.

Dihubungkan dengan pembahasan awal kita tentang musik, sepertinya agak melenceng kalau kita Sekarang membicarakan perang. Namun kalau didalami lagi, ternyata tidak juga, mengingat betapa besarnya pengaruh musik dalam tatanan kehidupan manusia, termasuk pengaruhnya terhadap sebuah batalyon perang sebagai penyemangat. Banyak contoh lagu yang telah dibuat sebagai penyemangat para serdadu dalam perang, misalnya salah satu lagu nasional kita sendiri, Maju Tak Gentar.

Manusia diciptakan memiliki sifat peka terhadap seni. Dan sebagian dari mereka diberikan kelebihan untuk menciptakan karya seni yang berasal dari curahan hatinya yang terdalam. Merekalah para seniman.

Saat berbicara soal perang, para seniman musik pun takkan tinggal diam menuangkan perasaannya tentang perang itu kedalam karyanya. Ada yang bersifat mendukung perang itu karena ia merasa ikut terjajah haknya dalam perang tersebut. Biasanya pada kasus ini sang seniman adalah warga negara salah satu pihak yang sedang berperang. namun ada pula (dan pada umumnya) mereka menentang perang, karena menurut mereka perang bukanlah sebuah solusi yang tepat sama sekali. Perang tak lain hanyalah menimbulkan kesengsaraan dan berbagai kerugian, baik jiwa maupun materi.

War ! What is a good for ? Absolutely nothing !

Itu kurang lebih cuplikan dari salah satu lagu Tom Jones yang membuktikan sikap kontra terhadap perang. Dari dalam negeri pernah digelar “Konser Anti Perang” oleh Komunitas Anti Perang di Pekan Raya Jakarta, sekitar tahun 2003 silam, yang menampilkan Iwan Fals, Leo Kristi dan lain-lain. Saat itu mereka mengungkapkan penolakannya terhadap perang, terutama terhadap rencana penyerangan AS terhadap Irak. Slank sendiri pernah menggelar konsep “Stop War!” di Plenary Hall Jakarta Convention Center, masih di tahun 2003 juga.
Banyak lagi konser dan rekaman yang dibuat oleh para seniman dan musisi baik dalam maupun luar negeri, dalam misinya menentang perang dan menyumbang para korban perang. Semua penjelasan panjang lebar diatas membuktikan sekali bahwa musik sangat berpengaruh dalam tatanan sosial kehidupan kita.

 Maha pencipta di atas sana memang hebat ! Bayangkan dunia tanpa MUSIK ! Betapa sepi pastinya…HAMPA.
By : Pepeng NAIF ( Koran SLANK )



Selasa, Desember 07, 2010

Pesan Dalam Botol - BABAT ! Bibit, Bebet, Bobot...

Pesan Dalam Botol

BABAT ! Bibit, bebet, bobot
By Kaka Slank – Koran SLANK

Gua punya uneg2 sedikit tentang….pikiran2 kuno yang masih beredar ditengah2 kehidupan anak muda sekarang dan di jaman Globalisasi kayak gini ! Yaitu, pikiran atau pendapat yang mengharuskan kita sebagai anak muda kalo mau berpasangan mesti melihat dari segi Bibit, Bebet, Bobot !??, apaan nih ??!! sama sekali gue nggak ngerti !!

Kita harus ngeliat bibitnya siapa pasangan kita !, emangnya kenapa ??, Kalo pasangan kita ternyata anaknya orang GILA ??, apa dia juga pasti orang GILA ?, apa kalo pasangan kita itu anaknya seorang residivis kelas kakap, trus anaknya pasti juga seorang penjahat kelas teri ?, enggak juga lah……

Apa mesti, anaknya ningrat harus berpasangan dengan anaknya raja ?, kenapa nggak boleh anaknya raja kawin sama anaknya pembantu rumah tangga ??? boleh ajalah….Ga ada hukumnya kan ? Kenapa sih kita mesti ngomongin keturunan ?, kenapa ga ketanjakan aja ? Hahahaha…..kita juga harus ngeliat berPendidikan apa pasangan kita…..Aaahhh…!!! jadi kalo pasangan kita sekolahnya ga beres atau sama sekali ga sekolah udah pasti ga bagus dan gak sukses ? Belum tentu !!  Contohnya gua ! (Kaka).

Gue emang orang yang sebetulnya Sangat tambeng (keras kepala) untuk disuruh sekolah, malah nggak mau ! (padahal waktu itu disuruh sama bunda), malah gue memilih musik !, di usia yang Sangat muda pas SMP. Cuma begitu di Kasih kesempatan boleh main musik ya gue main musik beneran dan sungguh2, dan Semarang gue alhamdulilah bisa deh nikmatin hasil perjuangan gue ! Pelajaran nggak mesti kita tangkep atau kita kejar di dalam gedung sekolahan. Justru pelajaran ada dimana2…di kehidupan kita. Kan ada pepatah : “Kejarlah ilmu sampai negeri Cina !” ya gak ? (thanks buat bunda yang Amat Sangat demokratis).

Yang ketiga kita harus melihat pasangan kita anaknya orang kaya apa bukan ?? Ini yang makin gue nggak habis pikir ??, emang kalo pasangan kita anak orang kaya…trus kita juga jadi kaya ??, nggak juga dong !! Yang kaya kan orang tuanya, nggak mungkin kita bawa2 uang mereka, MALU ! yang lebih membanggakan yaitu usaha kita sendiri !

Disini yang penting dalam berpasangan adalah rasa sayang, rasa memiliki, dan pengertian, setia juga saling mendukung ! Kalo gue sih Bibit, Bebet, Bobot…GUE BABAT !  

Senin, Desember 06, 2010

Tips & Trik - Biar GAUL makin asik....

Tips & Trik
 

7 CARA

Biar GAUL makin Asik…

1.       FRIENDLY, Ramah (but not rajin menjamah, Right ?), supel (tapi nggak gampangan) dan nebar senyum (beda dengan nebar pesona).

2.      UP TO DATE, walau nggak baca koran tiap hari, biar ga nonton TV tiap detik, tapi tetap tahu kejadian di dunia, peristiwa paling heboh di INDONESIA, dan Gossip terbaru di kota sendiri.


3.     BE YOURSELF, percata diri, punya gaya sendiri (tapi nggak ngerendahin gaya orang lain), kudu jadi trend setter dalam setiap kegiatan, satu lagi kudu berani mengemukakan pendapat.

4.     FAIR PLAY, sportif dan berlaku adil, menghargai perbedaan dan selalu saling melengkapi antara satu dengan lainnya.


5.      OPEN MINDED, nggak takut menerima perubahan, nggak anti kritik dan mau mencoba hal baru serta mengembangkan inovasi baru dalam setiap kegiatan.

6.     ON TIME, pastinya tepat waktu dan selalu berusaha nggak ingkar janji.


7.      ADAPTIF, tahu menempatkan diri dimanapun berada dan menghargai privacy orang lain.         

****Referensi By Mr. Bluesy****

Rabu, Desember 01, 2010

Pesan Dalam Botol - Nyanyian untuk pengamen

Pesan Dalam Botol

Nyanyian untuk pengamen

Pengen jadi seniman
Genjrang genjreng nggak karuan
Nggak ada yang kesampaian
Malah dapat maki & omelan
( Slank – “Anak Malam” )

Konon, dahulu kala ada seorang hamba tuhan yang alim. Dia tinggal di sebuah kota kecil dipinggiran Laut Merah, sekitar jazirah Arab. Dari bapaknya yang juga alim, dia belajar tentang para nabi yang mulia dan kitab-kitab yang mereka bawa. Dan dia tertarik pada salah satu kalimat di kitab suci. Maka, dia guratkan kalimat itu dengan sebatang pisau di atas selembar kulit onta. Lantas dia masukkan ke dalam botol, ditutup rapat-rapat, dan diapungkan ke Laut Merah.


Berabad-abad kemudian, ada sekumpulan anak SMA di kota kecil yang hampir setiap malam minggu punya acara sendiri:ngamen di Malang. Motivasinya sih jelas: nyari duit buat beli rokok. Maklum, mereka ini anak orang miskin. Cuma dapet duit pas hari sekolah. Nah, hari minggu hari libur sekolah. Libur juga uang sakunya, jalan satu-satunya, ya mengamen….

Mereka jelas bukan jago musik, cuma bisa main musik dan nyanyi. Tapi mereka latihan dulu sebelum ngamen. Lagu-lagunya udah disiapin, sekitar 15 lagu, ada koornya segala, biar agak enak didengar, makanya lumayan sering diminta nambah lagu.

Sering juga anak-anak ini diusir. kalo sudah begini, mereka cuma bisa menyingkir sambil tarik nafas panjang. yah, namanya juga ngamen, nggak ada paksaan kan ! di satu rumah ditolak, cari aja rumah lain !.

Tapi latihan kesabaran itu tetap ada gunanya. Buktinya anak-anak itu selalu pulang bawa uang lumayan. Setiap orang punya duit buat jajan dan beli rokok 2 bungkus. Hari minggu pun tetap berasap..Kebul…Kebul…

Itulah cerita pengalaman gw ngamen dulu. Habis itu gw ke Jakarta dan puluhan tahun jadi  penumpang setia buskota. Selama itu pula gw ketemu banyak pengamen bus kota. Dulu gw tau rasanya jadi pengamen. Sekarang gw tau rasanya jadi sasaran pengamen.

Gw punya prinsip begini: “rezeki yang halal itu ada di pekerjaan yang memberi manfaat”. Jadi, kalo ada pengamen yang nyanyinya enak, musiknya enak, caranya juga sopan…berarti rezekinya halal. Soalnya orang-orang di buskota ngasih uang karena merasa terhibur. Sebaliknya, pengamen yang suaranya sember dan minta duitnya agak memaksa, jangan harap dapat rezeki halal. rezekinya adalah “Rezeki Sumpah Serapah”….

Dan yang paling gw benci itu pengamen yang cuma modal keplok-keplok sama suara sember. Kita udah berdiri kepanasan berdesakan, masih disuruh dengerin nyanyian yang nggak karuan...eh, masih ‘dipaksa’ ngasih recehan lagi buat gangguan itu ! Ini sih bukan pengamen, melainkan pengemis-paksa !

Sebagai mantan pengamen, gw angkat topi sama pengamen-pengamen yang profesional (biarpun rezekinya mungkin masih ‘amatiran’). Mereka ini selalu berusaha menaikkan kemampuannya menghibur orang. Tinggal tunggu nasib baik aja untuk sukses. Iwan Fals itu contohnya. Suaranya enak, main gitarnya merdu, plus bisa menciptakan lagu. Sayangnya, Iwan sekarang kayaknya udah ga punya waktu lagi buat ngamen.

Almarhum Harry Roesli & Ully Sigar Rusadhy itu sahabatnya pengamen, mereka berdua turun ke jalan untuk ngumpulin pengamen, lantas diajari main musik yang bener. Slank juga sahabat pengamen. Lagu-lagunya jadi bahan ngamen, markasnya di Potlot juga terbuka buat para pengamen.

Tapi artis-artis hebat ini cuma bisa membantu. Kunci sukses pengamen ada di tangan pengamen itu sendiri. Omong kosong kalo pengamen bisa sukses hanya dengan bantuan orang lain. Mereka cuma membantu membukakan jalan, yang harus menjalani ya tetap para pengamen itu.

Jalan sukses hanya ada di ketekunan & kerja keras. Sedangkan Slank yang udah jadi bintang aja masih terus kerja keras, apalagi yang masih baru memulai perjalanan…..  


Botol berisi lembaran kulit onta dari hamba Tuhan itu terapung ratusan tahun di Laut Merah. Suatu hari seorang pelaut muda melihat botol itu. Dia lantas terjun dari kapal dan mengambilnya. Sampai di kapal, dia tunjukan botol itu kepada nahkoda dan teman-temannya. Mereka buka botol itu dan memba tulisan di kulit onta: “Tuhan tidak akan mengubah nasibmu jika kamu tidak mau mengubah apa yang ada pada dirimu”.

By Biko Sabri – Koran2an SLANK