TUGAS
PENULISAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
E - COMMERCE
Disusun oleh
:
SYARIF
HIDAYAT
NPM :
36110785
2DB10
Dosen : LELI
SAFITRI
JURUSAN
MANAJEMEN INFORMATIKA
FAKULTAS
TEKNOLOGI INFORMASI
2011
DAFTAR ISI
Daftar Isi........................................................................................................... ii
Kata pengantar…………………………………………………………… ....
iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang masalah..............................................................1
1.2.
Perumusan masalah……………………………………............1
1.3.
Tujuan penulisan………………………………… ..................1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Perdagangan melalui jaringan elektronik….................................
2
2.1.1.
Manfaat perdagangan melalui jaringan
elektronik........................ 3
2.1.2.
Kendala perdagangan melalui jaringen
elektronik…...........…..... 3
2.1.3. Jalan
menuju perdagangan melalui jaringan elektronik................. 4
2.2. Strategi perdagangan melalui jaringan
elektronik………............. 7
2.3. Sistem Antar Organisasi (IOS)……... ……………………… 8
2.3.1. Manfaat IOS…………………… ……………………...….... 8
2.4. Pertukaran Data Elektronik
(EDI)………………….. ……….. 9
2.4.1. Standar EDI…………………………………… …….……..
9
2.4.2. Tingkat penerapan EDI…….…………………..…… ........... 10
2.4.3. Manfaat EDI..………………………… ……….…………. 10
2.5. Teknologi perdagangan melalui jaringan
elektronik…................. 11
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan ……………………………............................... 12
3.2. Saran…… …………………………….................................
12
DAFTAR
PUSTAKA …………………………………………......................
13
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, yang telah menyampaikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan
tentang E - COMMERCE ini dengan baik.
Penulisan ini adalah salah satu persyaratan
dalam penambahan nilai untuk mata kuliah Sistem Informasi Manajemen 1 jurusan
manajemen informatika Universitas Gunadarma.
Melalui penulisan ini pula, dengan
segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
- Ibu Leli Safitri selaku Dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen 1 yang telah berkenan menerima penulis dan memberikan bimbingan serta pengarahan sehingga terwujudnya penulisan ini.
- Rekan-rekan 2DB10 yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam menyelesaikan penulisan ini.
Semoga Allah SWT membalas budi baik kepada
semua pihak yang telah memberi bantuan baik moril maupun materil kepada penulis
dalam menyelesaikan penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih
terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis akan bersenang hati
menerima segala saran dan kritik dari para pembaca demi kebaikan dan
kesempurnaan tugas penulisan ini.
Depok,
17 Oktober 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
Perkembangan teknologi informasi
yang sangat dramatis dalam beberapa tahun terakhir telah membawa dampak
transformational pada berbagai aspek kehidupan, termasuk di dalamnya dunia
bisnis. Setelah berlalunya era “total quality” dan “reengineering”, kini saatnya
“era elektronik” yang ditandai dengan menjamurnya istilah-istilah e-business,
e-university, e-government, e-economy, e-emtertainment, dan masih banyak lagi
istilah sejenis. Salah
satu konsep yang dinilai merupakan paradigma bisnis baru adalah e-business atau
dikenal pula dengan istilah e-commerce sebagai bidang kajian yang relatif masih
baru dan akan terus berkembang, e-business berdampak besar pada praktek bisnis,
setidaknya dalam hal penyempurnaan direct marketing, transformasi organisasi,
dan redefinisi organisasi.
Model bisnis ini
menekankan pertukaran informasi dan transaksi bisnis yang bersifat peperless,
melalui Elektronik Data Interchange (EDI), E-mail, dan teknologi lainnya yang
juga berbasis jaringan. Popularitas e-business dipenghujung abad 20 dan di awal
milenium baru ini ditunjang oleh tiga faktor pemicu utama, yaitu : (1) faktor
pasar dan ekonomi, diantara kompetisi yang semakin intensif, perekonomian
global, kesepakatan dagang regional, dan kekuasaan konsumen yang semakin
bertambah besar, (2) faktor sosial dan lingkungan, seperti perubahan
karakteristik angkatan kerja, deregulasi pemerintah, kesadaran dan tuntutan
akan praktis etis, kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan, dan
perubahan politik, dan (3) faktor teknologi, meliputi singkatnya usia siklus
hidup produk dan teknologi.
1.2. Perumusan masalah
Dalam hal transformasi organisasi, e-commerce
mengubah karakterisik pekerjaan, karir, dan kompensasi. E-commerce menuntut
kompetensi, komitmen, kreativitas, dan fleksibilitas karyawan dalam beradaptasi
dengan setiap perubahan lingkungan yang ramping, bercirikan pemberdayaan dan
desentralisasi wewenang, beranggotakan knowledge based workers, mampu
beradaptasi secara cepat dengan teknologi baru dan perubahan lingkungan
(learning organisation), mampu dan berani bereksperimen dengan produk, jasa
maupun proses baru, dan mampu mengelola perubahan secara strategik. Sedangkan
dalam hal redefinisi organisasi, e-commerce memunculkan model bisnis baru yang
berbasis jasa online di markespace. Hal ini bisa berdampak pada redefinisi misi
organisasi dan cara organisasi menjalankan bisnisnya. Perubahan ini anatar lain
meliputi peralihan dari sistem produksi massal menjadi pemanufakturan just in
time (JIT) yang lebih customized, integrasi berbagai sistem fungsional (seperti
produksi, keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia). Dalam hal ini
difasilitasi dengan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) berbasis internet
berupa perangkat lunak khusus seperti SAP R/3, microsoft enterprise, DCOM, dan
lain-lain.
1.3.
Tujuan penulisan
Ketika para eksekutif bisnis masa kini
mengembangkan rencana bisnis strategis untuk perusahaan mereka, mereka memiliki
pilihan yang tidak tersedia beberapa tahun lalu. Perusahaan-perusahaan dapat
ikut serta dalam perdagangan melalui jaringan elektronika (Electronic
Commerce). Penggunaan komputer sebagai alat utama untuk melakukan operasi bisnis dasar.
Perusahaan ikut serta dalam perdagangan melalui jaringan elektronika untuk
berbagai alasan, tetapi tujuan utamanya adalah keunggulan kompetitif.
BAB II
PEMBAHASAN
Perdagangan elektronik atau e-dagang (bahasa Inggris: Electronic commerce, juga e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-dagang dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Industri
teknologi informasi melihat kegiatan e-dagang ini sebagai
aplikasi dan penerapan dari e-bisnis
(e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana
secara elektronik, SCM (supply chain management), e-pemasaran (e-marketing),
atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online
transaction processing), pertukaran data
elektronik (electronic
data interchange /EDI), dll.
E-dagang
atau e-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business
lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga
pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll.
Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan
data (databases), e-surat
atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non
komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran
untuk e-dagang ini.
E-dagang
pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik
dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website).
Menurut Riset Forrester, perdagangan
elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 milyar pada
2003. Menurut
laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online
yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.
2.1
Perdagangan melalui jaringan elektronik.
Definisi E-Commerce ( Electronic
Commerce) : E-commerce merupakan suatu cara berbelanja atau berdagang secara
online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat
website yang dapat menyediakan layanan get and deliver
commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biayabiaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan). Perkembangan teknologi (tele)komunikasi dan komputer menyebabkan terjadinya perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut “information age” ini, media elektronik menjadi salah satu media andalan untuk melakukan komunikasi dan bisnis. E commerce merupakan extensiondari commerce dengan mengeksploitasi media elektronik. Meskipun penggunaan media elektronik ini belum dimengerti, akan tetapi desakan bisnis menyebabkan para pelaku bisnis mau tidak mau harus menggunakan media elektronik ini.
commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biayabiaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan). Perkembangan teknologi (tele)komunikasi dan komputer menyebabkan terjadinya perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut “information age” ini, media elektronik menjadi salah satu media andalan untuk melakukan komunikasi dan bisnis. E commerce merupakan extensiondari commerce dengan mengeksploitasi media elektronik. Meskipun penggunaan media elektronik ini belum dimengerti, akan tetapi desakan bisnis menyebabkan para pelaku bisnis mau tidak mau harus menggunakan media elektronik ini.
Pendapat yang sangat berlebihan
tentang bisnis ‘dotcom’ atau bisnis on-line seolah-olah mampu menggantikan
bisnis tradisionalnya (off-line). Kita dapat melakukan order dengen cepat
diinternet – dalam orde menit – tetapi proses pengiriman barang justru memakan
waktu dan koordinasi yang lebih rumit, bisa memakan waktu mingguan, menurut
Softbank;s Rieschel, Internet hanya menyelesaikan 10% dari proses transaksi,
sementara 90 % lainnya adalah biaya untuk persiapan infrastruktur back-end,
termasuk logistic. Reintiventing dunia bisnis bukan berarti menggantikan system
yang ada, tapi justru komplemen dan ekstensi dari system infratruktur
perdagangan dan produksi yang ada sebelumnya.
2.1.1.
Manfaat Perdagangan melalui jaringan elektronik
Ada banyak manfaat bagi Organisasi,
Konsumen, dan Masyarakat luas dalam fasilitas E-commerce melalui internet,
antara lain :
1. Bagi Organisasi
- Memperluas pasar hingga mencakup pasar nasional dan pasar global, sehingga perusahaan bisa menjangkau lebih banyak pelanggan, memilih pemasok terbaik, dan menjalin relasi dengan mitra bisnis yang dinilai paling cocok.
- Menekan biaya menyusun, memproses, mendistribusikan, menyimpan, dan mengakses informasi berbasis kertas.
- Memungkinkan perusahaan mewujudkan bisnis yang sangat terspesialisasi.
- Menekan biaya persediaan dan overhead dengan cara memfasilitasi manajemen rantai nilai bertipe “pull” yang prosesnya berawal dari pesanan pelanggan dan menggunakan pemanufakturan just-in-time.
- Menekan waktu antara pembayaran dan penerimaan produk/jasa.
- Meningkatkan produktivitas karyawan melalui rekayasa ulang proses bisnis.
- Menekan biaya telekomunikasi.
2. Bagi Konsumen
- Memungkinkan konsumen berbelanja atau melakukan transaksi lainnya setiap saat (24 jam).
- Memberikan pilihan produk dan pemasok yang lebih banyak kepada pelanggan.
- Memungkinkan konsumen dalam mendapatkan produk dan jasa yang lebih murah,karena konsumen bisa berbelanja di banyak tempat dan melakukan perbandingan secara cepat.
- Produk yang terdigitalisasi, e-business memungkinkan pengiriman produk secara cepat dan real-time.
- Memungkinkan pelanggan berinteraksi dengan pelanggan lainnyadalam electronik communities dan saling bertukar gagasan dan pengalaman.
- Memungkinkan pelanggan berpartisipasi dalam lelang virtual.
3. Bagi Masyarakat luas
- Memungkinkan lebih banyak orang bekerja di rumah.
- Memungkinkan beberapa jenis barang dijual dengan harga murah.
2.1.2. Kendala perdagangan melalui jaringan elektronik
Menurut survey yang dilakukan oleh
CommerceNet http://www.commerce.netpara pembeli/pembelanja belum menaruh
kepercayaan kepada e-commerce, mereka tidak dapat menemukan apa yang mereka
cari di e-commerce, belum ada cara yang mudah dan sederhana untuk membayar. Di
samping itu, surfing di e-commerce belum lancar betul.
Selain banyak memberikan
manfaat perdagangan melalui jaringan elektronik juga sering mengalami banyak
kendala, diantaranya :
- Selain membuahkan hasil, bisnis di internet juga banyak yang rontok, banyak sekali pelaku bisnis di internet yang gulung tikar karena tidak sanggup bersaing dan tidak memiliki inovasi dan kreatifitas.
- Banyaknya kriminalitas di internet, seperti card froud (pencurian akses kartu kredit). Hal ini membuat orang konsumen malas berbelanja online. Walaupun sebagian besar toko online menerima pembayaran melalui transfer antar bank.
- Budaya orang Indonesia yang merasa tidak nyaman kalo berbelanja hanya dengan melihat katalog produk, tanpa menyentuh, apalagi mencoba-coba. Bayangkan saja, berapa orang ibu-ibu yang pergi ke toko butik, dan menyentuh baju atau tas, lalu coba sana dan coba sini, trus ibu-ibu tersebut bilang sama yang punya toko, “maaf pak, bajunya gak cocok sama saya”. Konon lagi konsumen e-commerce hanya mengandalkan katalog.
- Pelanggan e-commerce masih takut ada pencuri kartu kredit, rahasia informasi personal mereka menjadi terbuka, dan kinerja jaringan yang kurang baik. Umumnya pembeli masih belum yakin bahwa akan menguntungkan dengan menyambung ke Internet, mencari situs shopping, menunggu download gambar, mencoba mengerti bagaimana cara memesan sesuatu, dan kemudian harus takut apakah nomor kartu kredit mereka di ambil oleh hacker.
Tampaknya untuk meyakinkan
pelanggan ini, e-merchant harus melakukan banyak proses pemandaian pelanggan.
Walaupun demikian Gail Grant, kepala lembaga penelitian di CommerceNet
http://www.commerce.net/ meramalkan sebagian besar pembeli akan berhasil
mengatasi penghalang tersebut setelah beberapa tahun mendatang.
Grant mengatakan jika saja pada halaman Web dapat dibuat label yang memberikan informasi tentang produk dan harganya, akan sangat memudahkan untuk search engine menemukan sebuah produk secara online. Hal tersebut belum terjadi memang karena sebagian besar merchant ingin agar orang menemukan hanya produk mereka tapi bukan kompetitor-nya apalagi jika ternyata harga yang diberikan kompetitor lebih murah.
Untuk sistem bisnis-ke-bisnis, isu yang ada memang tidak sepelik di atas, akan tetapi tetap ada isu-isu serius. Seperti para pengusaha belum punya model yang baik bagaimana cara mensetup situs e-commerce mereka, mereka mengalami kesulitan untuk melakukan sharing antara informasi yang diperoleh online dengan aplikasi bisnis lainnya. Masalah yang barangkali menjadi kendala utama adalah ide untuk sharing informasi bisnis kepada pelanggan dan supplier – hal ini merupakan strategi utama dalam sistem e-commerce bisnis ke bisnis. Kunci utama untuk memecahkan masalah adalah merchant harus menghentikan pemikiran bahwa dengan cara menopangkan diri pada Java applets maka semua masalah akan solved, padahal kenyataannya adalah sebetulnya merchant harus me-restrukturisasi operasi mereka untuk mengambil keuntungan maksimal dari e-commerce. Grant mengatakan, “E-commerce is just like any automation – it amplifies problems with their operation they already had.”
Grant mengatakan jika saja pada halaman Web dapat dibuat label yang memberikan informasi tentang produk dan harganya, akan sangat memudahkan untuk search engine menemukan sebuah produk secara online. Hal tersebut belum terjadi memang karena sebagian besar merchant ingin agar orang menemukan hanya produk mereka tapi bukan kompetitor-nya apalagi jika ternyata harga yang diberikan kompetitor lebih murah.
Untuk sistem bisnis-ke-bisnis, isu yang ada memang tidak sepelik di atas, akan tetapi tetap ada isu-isu serius. Seperti para pengusaha belum punya model yang baik bagaimana cara mensetup situs e-commerce mereka, mereka mengalami kesulitan untuk melakukan sharing antara informasi yang diperoleh online dengan aplikasi bisnis lainnya. Masalah yang barangkali menjadi kendala utama adalah ide untuk sharing informasi bisnis kepada pelanggan dan supplier – hal ini merupakan strategi utama dalam sistem e-commerce bisnis ke bisnis. Kunci utama untuk memecahkan masalah adalah merchant harus menghentikan pemikiran bahwa dengan cara menopangkan diri pada Java applets maka semua masalah akan solved, padahal kenyataannya adalah sebetulnya merchant harus me-restrukturisasi operasi mereka untuk mengambil keuntungan maksimal dari e-commerce. Grant mengatakan, “E-commerce is just like any automation – it amplifies problems with their operation they already had.”
2.1.3. Jalan menuju perdagangan melalui jalur elektronik
Dari
beragam jenis aplikasi E-Commerce yang ada, secara prinsip mekanisme kerjanya
kurang lebih sama.
Ada
dua hal utama yang biasa dilakukan oleh konsumen (Customers) di dunia maya
(arena transaksi yang terbentuk karena adanya jaringan internet). Pertama
adalah melihat produk-produk atau jasa-jasa yang diiklankan oleh perusahaan
terkait melalui website-nya (Online Ads). Kedua adalah mencari data atau
informasi tertentu yang dibutuhkan sehubungan dengan proses transaksi bisnis
atau dagang (jual beli) yang akan dilakukan.
Jika
tertarik dengan produk atau jasa yang ditawarkan, konsumen dapat melakukan
transaksi perdagangan dengan dua cara. Cara pertama adalah secara konvensional (Standard
Orders) seperti yang selama ini dilakukan, baik melalui telepon, faks, atau
langsung datang ke tempat penjualan produk atau jasa terkait. Cara kedua adalah
melakukan pemesanan secara elektronik (Online Orders), yaitu dengan menggunakan
perangkat komputer yang dapat ditemukan dimana saja (rumah, sekolah, tempat
kerja, warnet, dsb.).
Berdasarkan
pesanan tersebut, penjual produk atau jasa akan mendistribusikan barangnya
kepada konsumen melalui dua jalur (Distribution). Bagi perusahaan yang
melibatkan barang secara fisik, perusahaan akan mengirimkannya melalui kurir ke
tempat pemesan berada. Yang menarik adalah jalur kedua, dimana disediakan bagi
produk atau jasa yang dapat digitisasi (diubah menjadi sinyal digital).
Produk-produk yang berbentuk semacam teks, gambar, video, dan audio secara
fisik tidak perlu lagi dikirimkan, namun dapat disampaikan melalui jalur
internet. Contohnya adalah electronic newspapers, digital library, virtual
school, dan lain sebagainya.
Selanjutnya,
melalui internet dapat dilakukan pula aktivitas pasca pembelian, yaitu
pelayanan purna jual (Electronic Customer Support). Proses ini dapat dilakukan
melalui jalur konvensional, seperti telepon, ataupun jalur internet, seperti
email, tele conference, chatting, dan lain-lain. Diharapkan dari interaksi
tersebut di atas, konsumen dapat datang kembali dan melakukan pembelian produk
atau jasa di kemudian hari (Follow-On Sales).
Secara
strategis, ada tiga domain
besar yang membentuk komunitas E-Commerce, yaitu: proses, institusi, dan
teknologi. Seperti telah dijelaskan di atas, proses yang terjadi di dalam
perdagangan elektronik kurang lebih sama.
Elemen pertama
adalah “proses”. Proses yang berkaitan dengan produk atau jasa fisik, biasanya
akan melalui rantai nilai (value chain) seperti yang diperkenalkan oleh Michael
Porter: Proses utama terdiri dari: inbound logistics, production, outbound
logistics and distribution, sales and marketing, dan services dan Proses
penunjang terdiri dari: procurement, firm infrastructure, dan technology.
Sementara
proses yang melibatkan produk atau jasa digital, akan mengikuti rantai nilai
virtual (virtual value chain) seperti yang diperkenalkan oleh Indrajit Singha,
yang meliputi rangkaian aktivitas: gathering, organizing, selecting,
synthesizing, dan distributing.
Elemen kedua
adalah “institusi”. Salah satu prinsip yang dipegang dalam E-Commerce adalah
diterapkannya asas jejaring (inter-networking), dimana dikatakan bahwa untuk
sukses, sebuah perusahaan E-Commerce harus bekerja sama dengan berbagai
institusi-institusi yang ada (perusahaan tidak dapat berdiri sendiri). Sebuah
perusahaan dotcom misalnya, dalam menjalankan prinsip-prinsip perdagangan
elektronik harus bekerja sama dengan pemasok (supplier), pemilik barang
(merchant), penyedia jasa pembayaran (bank), bahkan konsumen (customers).
Kerjasama yang dimaksud di sini akan mencapai tingkat efektivitas dan
efisiensi yang diinginkan dengan cara melakukannya secara otomatis (melibatkan
teknologi komputer dan telekomunikasi).
Elemen ketiga
adalah “teknologi informasi”. Pada akhirnya secara operasional, faktor
infrastruktur teknologi akan sangat menentukan tingkat kinerja bisnis
E-Commerce yang diinginkan. Ada tiga jenis “tulang punggung” teknologi
informasi yang biasa dipergunakan dalam konteks perdagangan elektronik:
intranet, ekstranet, dan internet. Intranet merupakan infrastruktur teknologi
informasi yang merupakan pengembangan dari teknologi lama semacam LAN (Local
Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Prinsip dasar dari intranet adalah
dihubungkannya setiap sumber daya manusia (manajemen, staf, dan karyawan) di
dalam sebuah perusahaan. Dengan adanya jalur komunikasi yang efisien (secara
elektronis), diharapkan proses kolaborasi dan kooperasi dapat dilakukan secara
efektif, sehingga meningkatkan kinerja perusahaan dalam hal pengambilan
keputusan. Setelah sistem intranet terinstalasi dengan baik, infrastruktur
berikut yang dapat dibangun adalahekstranet. Ekstranet tidak lebih dari
penggabungan dua atau lebih intranet karena adanya hubungan kerja sama bisnis
antara dua atau lebih lembaga. Contohnya adalah sebuah perusahaan yang
membangun “interface” dengan sistem perusahaan rekanannya (pemasok,
distributor, agen, dsb.). Format ekstranet inilah yang menjadi cikal bakal
terjadinya tipe E-Commerce B-to-B (Business-to-Business). Infrastruktur
terakhir yang dewasa ini menjadi primadona dalam perdagangan elektronik adalah
menghubungkan sistem yang ada dengan “public domain”, yang dalam hal ini
diwakili oleh teknologi internet. Internet adalah gerbang masuk ke dunia maya,
dimana produsen dapat dengan mudah menjalin hubungan langsung dengan seluruh
calon pelanggan di seluruh dunia. Di sinilah tipe perdagangan E-Commerce B-to-C
(Business-to-Consumers) dan C-to-C (Consumers-to-Consumers) dapat
diimplementasikan secara penuh.
2.2. Strategi
perdagangan melalui jaringan elektronik
Ternyata tidak mudah mengimplementasikan
eCommerce dikarenakan banyaknya faktor yang terkait dan teknologi yang harus
dikuasai. Tulisan (report) ini diharapkan dapat memberikan gambaran menyeluruh
tentang teknologi apa saja yang terkait, standar-standar yang digunakan, dan
faktor-faktor yang harus diselesaikan.
Jenis eCommerce dapat dibagi menjadi
dua jenis, yaitu Business to Consumer eCommerce (B2C) dan Business to Business (B2B).
Kedua jenis eCommerce ini memiliki karakteristikyang berbeda. Model yang umum
digunakan adalah peer-topeer, dimana processing intelligence dapat
didistribusikan di kedua pelaku bisnis.
- Business to Consumer eCommerce
Business
to Consumer eCommerce memiliki permasalahan yang berbeda. Mekanisme untuk
mendekati consumer pada saat ini menggunakan bermacam-macam pendekatan seperti
misalnya dengan menggunakan “electronic shopping mall” atau menggunakan konsep
“portal”. Electronic shopping mall menggunakan web sites untuk
menjajakan produk dan servis. Para penjual produk dan servis membuat sebuah
storefront yang menyediakan catalog produk dan servis yang diberikannya. Calon
pembeli dapat melihat-lihat produk dan servis yang tersedia seperti halnya
dalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan window shopping. Bedanya, (calon)
pembeli dapat melakukan shopping ini kapan saja dan darimana saja dia berada
tanpa dibatasi oleh jam buka took.
Konsep portal agak sedikit berbeda
dengan electronic shopping mall, dimana pengelola portal menyediakan semua
servis di portalnya (yang biasanya berbasis web). Sebagai contoh, portal menyediakan
eMail gratis yang berbasis Web bagi para pelanggannya sehingga diharapkan sang
pelanggan selalu kembali ke portal tersebut.
- Business to Business Consumer eCommerce
Menurut sebuah report dari E&Y
Consulting, perkembangan kedua jenis eCommerceini dapat dilihat pada tabel
berikut. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa perkembangan Business to
Business lebih pesat daripada Business to Consumer. Itulah sebabnya banyak
orang mulai bergerak di bidang Business-to-business. Meskipun demikian,
Business-to-Consumer masih memiliki pasar yang besar yang tidak dapat dibiarkan
begitu saja. Tingginya PC penetration (teledensity) menunjukkan indikasi bahwa
banyak orang yang berminat untuk melakukan transaksi bisnis dari rumah. Negara
yang memiliki indikator PC peneaion yang tinggi mungkin dapat dianggap sebagai
negara yang lebih siap untuk melakukan eCommerce.
Business to Business eCommerce umumnya menggunakan mekanisme Electronic Data Interchange (EDI). Sayangnya banyak standar EDI yang digunakan sehingga menyulitkan interkomunikasi antar pelaku bisnis. Standar yang ada saat ini antara lain: EDIFACT, ANSI X.12, SPEC 2000, CARGO-IMP, TRADACOMS, IEF, GENCOD, EANCOM, ODETTE, CII. Selain standar yang disebutkan di atas, masih ada formatformat lain yang sifatnya proprietary. Jika anda memiliki beberapa partner bisnis yang sudah menggunakan standar yang berbeda, maka anda harus memiliki sistem untuk melakukan konversi dari satu format ke format lain. Saat ini sudah tersedia produk yang dapat melakukan konversi seperti ini. Pendekatan lain yang sekarang cukup populer dalam standarisasi pengiriman data adalah dengan menggunakan Extensible Markup Language (XML) yang dikembangkan oleh World Wide Web Consortium (W3C). XML menyimpan struktur dan jenis elemen data di dalam dokumennya dalam bentuk tags seperti HTML tags sehingga sangat efektif digunakan untuk sistem yang berbeda. Kelompok yang mengambil jalan ini antara lain adalah XML/EDI group (www.xmledi.net). Yang memiliki karakteristik sebagai berikut: Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum.
Business to Business eCommerce umumnya menggunakan mekanisme Electronic Data Interchange (EDI). Sayangnya banyak standar EDI yang digunakan sehingga menyulitkan interkomunikasi antar pelaku bisnis. Standar yang ada saat ini antara lain: EDIFACT, ANSI X.12, SPEC 2000, CARGO-IMP, TRADACOMS, IEF, GENCOD, EANCOM, ODETTE, CII. Selain standar yang disebutkan di atas, masih ada formatformat lain yang sifatnya proprietary. Jika anda memiliki beberapa partner bisnis yang sudah menggunakan standar yang berbeda, maka anda harus memiliki sistem untuk melakukan konversi dari satu format ke format lain. Saat ini sudah tersedia produk yang dapat melakukan konversi seperti ini. Pendekatan lain yang sekarang cukup populer dalam standarisasi pengiriman data adalah dengan menggunakan Extensible Markup Language (XML) yang dikembangkan oleh World Wide Web Consortium (W3C). XML menyimpan struktur dan jenis elemen data di dalam dokumennya dalam bentuk tags seperti HTML tags sehingga sangat efektif digunakan untuk sistem yang berbeda. Kelompok yang mengambil jalan ini antara lain adalah XML/EDI group (www.xmledi.net). Yang memiliki karakteristik sebagai berikut: Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum.
Servis
yang diberikan bersifat umum (generic).
Dengan mekanisme yang dapat digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh,
karena sistem Web sudah umum digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan
basis Web.
Servis diberikan berdasarkan permohonan (on demand). Konsumer melakuka inisiatif dan produser harus siap memberikan respon sesuai dengan permohonan. Pendekatan client/server sering digunakan dimana diambil asumsi client (consumer) menggunakan sistem yang minimal (berbasis Web) dan processing (business procedure) diletakkan di sisi server.
Topik yang juga mungkin termasuk di
dalam business-to-business eCommerce adalah electronic/Internet procurement dan
Enterprise Resource Planning (ERP). Hal ini adalah implementasi penggunaan
teknologi informasi pada perusahaan dan pada manufakturing. Sebagai contoh,
perusahaan Cisco maju pesat dikarenakan menggunakan teknologi informasi
sehingga dapat menjalankan just-in-time manufacturing untuk produksi produknya.
2.3. Sistem Antar Organisasi (IOS)
Suatu IOS (Interorganizational
System/Sistem Antar-Organisasi), kadang-kadang disebut system informasi
antar-organisasi, adalah suatu kombinasi perusahaan-perusahaan yang terkait
sehingga mereka berfungsi sebagai suatu system tunggal; mereka bekerja sama
untuk mencapai tujuan bersama. Perusahaan-perusahaan yang membentuk IOS disebut
mitra dagang atau mitra bisnis.
2.3.1. Manfaat IOS (Intra Organizational system)
Manfaat IOS terbagi kedalam dua
kategori yaitu efisiensi komparatif dan kekuatan tawar-menawar.
- Efisiensi Komparatif : Dengan bergabung Dalam IOS, para mitra dagang dapat menyediakan barang dan jasa mereka dengan biaya yang lebih murah daripada pesaing mereka
- Kekuatan Tawar-menawar : Kemampuan sutu perusahaan untuk menyelesaikan perselisihan dengan pemasok dan pelanggannya yang menguntungkan dirinya disebut kekuatan tawar menawar (bargaining power). Kekuatan itu berasal dari tiga metode dasar dengan menawarkan keistimewaan produk yang unik, dengan mengurangi biaya yang berhubungan dengan pencarian, dan dengan meningkatkan biaya peralihan.
Kekuatan tawar menawar,
kemampuan suatu perusahaan untuk menyelesaikan perselisihan dengan pemasok dan
pelanggan yang menguntungkan dirinya. Kekuatan itu berasal dari tiga metode
dasar :
- Keistimewaan Produk yang unik : hubungan elektronik IOS memungkinkan perusahaan menawarkan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan dalam bentuk pesanan yang lebih rendah, yang lebih cepat, dan waktu respon atas permintaan informasi yang lebih cepat
- Penurunan biaya yang berhubungan dengan pencarian : dengan menjadi bagian suatu IOS, perusahaan dapat mengurangi biaya-biaya berbelanja yang dialami pelanggannya dalam mencari pemasok.
- Peningkatan biaya peralihan.
2.4. Pertukaran Data Elektronik (EDI)
Pertukaran data elektronik (bahasa
inggris: EDI atau Electronic Data Interchange, juga Electronic
Document Interchange) adalah proses transfer data yang terstruktur,
dalam format standar
yang disetujui, dari satu sistem komputer ke sistem
komputer lainnya, dalam bentuk elektronik.
Istilah ini umumnya
dipakai dalam konteks perdagangan dan bisnis,
khususnya perdagangan elektronik atau e-dagang.
Biasanya digunakkan oleh perusahaan-perusahaan dalam memudahkan proses
pertukaran data
transaksi yang berulang-ulang antar perusahaan.
EDI sangat bergantung kepada pengembangan format standar
untuk dokumen-dokumen
bisnis seperti faktur,
pesanan pembelian, dan surat tanda terima. Harus ada persetujuan dari
pelaku-pelaku bisnis
yang terkait dan pengakuan di tingkat nasional
maupun internasional untuk dapat menggunakan
format-format standar
ini dan mentransmisikan data secara elektronik
2.4.1.
Standar EDI
Kunci dari aplikasi EDI terletak pada kodifikasi
dan strukturisasi data
menjadi sebuah format yang umum dan
disetujui. Proses kodifikasi dan strukturisasi dokumen-dokumen
untuk transaksi bisnis
tidaklah sederhana. Standar EDI dikembangkan di berbagai sektor industri,
dalam berbagai negara,
dan prosesnya dipengaruhi oleh struktur-struktur komite dan prosedur yang
rumit. Berikut adalah beberapa contoh standar EDI: EDIFACT (dirancang oleh PBB), BACS (digunakkan
dalam Britania Raya),
ODETTE (digunakkan dalam industri otomotif Eropa), ANSI X12 (digunakkan dalam berbagai sektor bisnis di Amerika Utara).
2.4.2.
Tingkat penerapan EDI.
Tiga tingkat penggunaan yang berbeda, yaitu :
- Pemakai tingkat satu, hanya satu atau dua set transaksi yang ditransmisikan ke sejumlah mitra dagang yang terbatas.
- Pemakai tingkat dua, banyak set transaksi yang ditransmisikan ke sejumlah mitra dagang, melampaui lini industri.
- Pemakai tingkat tiga, bukan Cuma banyak set transaksi yang ditransmisikan ke banyak mitra dagang, tetapi aplikasi computer perusahaan disesuaikan dengan pendekatan EDI.
Tujuan tingkat satu dan dua adalah mengubah dokumen
kertas menjadi elektronik. Adapun pengaruh dari penerapan EDI, diantaranya :
- Tekanan Pesaing.
- Kekuasaan yang dilaksanakan.
- Kebutuhan Intern
- Dukungan manajemen puncak.
2.4.3.
Manfaat EDI
Pemanfaatan EDI di
Indonesia nampaknya masih belum mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
signifikan. Masih sangat jarang yang memanfaatkan system ini sebagai salah satu
komponen teknologi informasi. Definisi EDI sendiri ialah pertukaran data secara
elektronik antar perusahaan dengan menggunakan format data standar yang telah disepakati
bersama. Padahal dengan EDI ini perusahaan akan lebih mudah dalam melakukan
pertukaran data baik didalam internal organisasi ataupun dengan pihak
stakeholder. Berikut ini ialah keuntungan yang akan didapatkan organisasi jika
menerapkan EDI.
- Penghematan waktu. Pada dasarnya EDI menggantikan transaksi yang menggunakan kertas menjadi transaksi berbasis elektronik. Hal ini telah menghemat waktu yang tadinya dialokasikan untuk menulis, mencetak, dan pengiriman melalui jasa pos.
- Penghematan biaya. Biaya untuk membayar peralatan, prangko, jasa pos, pegawai dan petugas dapat dikurangi karena sistem EDI telah menyederhanakan semua ini ke dalam sebuah urutan yang sistematis dan otomatis.
- Minimalisasi kesalahan. Kesalahan yang sering terjadi dalam pekerjaan manual biasa terjadi karena bekerja menggunakan kertas dilakukan oleh manusia, sedangkan sistem EDI adalah sistem yang berbasis komputer sehingga kesalahan dalam proses pertukaran informasi dapat dikurangi oleh kalkulasi komputer.
- Respon yang cepat. Cara pemesanan tradisional yang menggunakan kertas membutuhkan waktu berhari-hari untuk dokumen-dokumen transaksi mencapai tujuan pengirimannya. Waktu dalam penungguan ini sebenarnya mempunyai nilai yang cukup berarti bagi para pelaku bisnis. Sistem EDI yang menggunakan bentuk elektronik dalam proses pengiriman dapat dalam sekejap mengirimkan dokumen-dokumen transaksi kepada para pelaku bisnis sehingga mereka mempunyai waktu yang lebih banyak untuk menentukan manuver-manuver bisnis.
- Aliran kas. Siklus dalam perdagangan menjadi lebih cepat seiring mempercepatnya proses pesanan dan pengiriman yang juga memengaruhi kecepatan pembayaran. Bertambah cepatnya pembayaran akan berdampak pada meningkatnya arus kas.
- Peluang dalam bisnis. Jumlah pelanggan meningkat dan mereka biasanya hanya akan berbisnis dengan pemasok yang menggunakan EDI. Persaingan pun meningkat dalam memulai bisnis baru karena adanya penggunaan EDI. Industri supermarket dan perakit kendaraan merupakan contoh bisnis yang banyak menggunakan EDI dalam kemitraannya.
2.5.
Teknologi Perdagangan melalui jaringan elektronik
Dijaman sekarang ini
yang serba modern perdagangan pun mengikuti jamannya. Perdagangan yang dahulu
hanya berpusat dipasar sekarang merambah ke dunia elektronik. Ketika para
eksekutif bisnis masa kini mengembangkan rencana bisnis strategis untuk
perusahaan mereka, mereka memilih pilihan yang tidak tersedia beberapa tahun
lalu. Perusahaan-perusahaan dapat ikut serta dalm perdagangan melalui jaringan
elektronik (elektronic commerce) – penggunaan komputer sebagai alat utama untuk
melakukan operasi bisnis dasar. Perusahaan ikut serta dalam perdagangan melalui
jaringan elektronik untuk berbagai alasan, tetapi tujuan utamanya adalah
keunggulan kompetitif.
Kita mendefinisikan
perdangan melalui jaringan elektronik sebagai penggunaan komputer untuk
memudahkan semua operasi perusahaan (definisi sempit : hanya mencakup transaksi
bisnis yang berhubungan dengan pelanggan dan pemasok).
Perusahaan-perusahaan
atau organisasi yang ikut serta dalam perdagangan melalui jaringan elektronik
untuk mencapai perbaikan di seluruh orgnaisasi. Perbaikan tersebut diharapkan
menghasilkan tiga (3) manfaat utama :
• Pelayanan pelanggan
meningkat.
• Hubungan dengan
pemasok & masyarakat keuangan meningkat.
• Pengembalian atas
investasi pemegang saham dan pemilik yang meningkat.
Manfaat-manfaat
tersebut berkontribusi pada stabilitas keuangan perusahaan dan memungkinkannya
untuk bersaing dengan lebih baik dalam dunia bisnis yang semakin terikat untuk
menggunakan teknologi komputer.
Perdagangan melalui
jaringan elekronik dapat didefenisikan dengan sangat sempit dapat dikatakan
hanya mencakup transaksi bisnis yang berhubungan dengan pelanggan dan pemasok,
dan sering digambarkan dalam internet, seolah-olah tidak ada alternatif
komunikasi lain.Kita mengambil pandangan yang jauh lebih luas. Kita
mendefenisikan perdangan melalui jaringan elektronik sebagai pengguna komputer
untuk memudahkan semua operasi perusahaan. Transaksi bisnis yang menggunakan
akses jaringan, sistem berbasis komputer, dan jaringan internet.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
- Pada artikel di atas kesimpulan yang dapat saya ambil adalah perdagangan yang berkenaan antara perusahaan dan konsumen sebagai pemakai akhir serta perdagangan yang melibatkan antara perusahaan dan perusahaan yang tidak melibatkan pemakai akhir. dengan perdagangan melalui jaringan elektronik dapat meningkatkan pelayanaan yang lebih baik . Namun perdagangan sistem ini memiliki beberapa kendala antara lain biaya yang tingggi dan masalah keamanan.
- Perkembangan internet berdampak pada perubahan cara organisasi merancang, memproses, memproduksi, memasarkan, dan menyampaikan produk. Lingkup persaingan yang semakin luas juga menuntut integrasi dan koordinasi anatara departemen sistem informasi, pemasaran, layanan pelanggan, dan departemen-departemen lainnya dalam organisasi.
- Menciptakan saluran distribusi baru yang bisa menjangkau lebih banyak pelanggan di hampir semua belahan dunia
SARAN
- Dalam melakukan perdagangan sebaiknya perusahaan juga mengatasi berbagai kendala yang timbul, terutama dalam masalah keamanan yang bila masalah ini tidak segera teratasi maka akan berdampak pada kepercayaan konsumen.
DAFTAR
PUSTAKA
http://wawannurjuniawan.blogspot.com/feeds/posts/default?orderby=updated
Tidak ada komentar:
Posting Komentar